Senin, 10 Januari 2011

pencak silat


ARTIKEL ILMU BELA DIRI
PENCAK SILAT
Apakah anda pernah melihat betapa indahnya gerakan beladiri Aikido dalam mempermainkan tenaga lawannya hingga jatuh bangun dibuatnya?
Pada beberapa aliran silat, konsep mengalirkan tenaga lawan bukanlah sesuatu yang aneh. Kita ambil contoh pada beberapa aliran Silat Sunda teknik buang kelid atau piceunan (dalam bahasa Sunda) sudah merupakan teknik dasar yang harus dimiliki dalam silat ini.
Contohnya pada aliran silat Cikalong, memanfaatkan tenaga lawan akan menghasilkan hasil yang lebih efektif dibandingkan dengan mengadu tenaga dengan lawan. Dengan menangkis serangan lawan misalnya. Apalagi kalau ukuran badan dan tenaga lawan sangat besar dan tidak mungkin ditandingi dari segi tenaga.
Dalam silat ini kita ditunjukkan cara menghindari teknik kuncian tangan dengan cara cikalong. Caranya adalah dengan mengikuti tenaga lawan dan merapatkan lengan ke badan tanpa memberikan tenaga tolakan. Otomatis kuncian tangan dapat dilepaskan meski yang mengunci lebih besar tenaganya.
Teknik seperti ini dikenal dengan istilah isi-kosong (eusi-kosong), dimana sebagai pesilat dapat mengetahui kapan harus dilawan dengan tenaga dan kapan diberi tenaga kosong. Sepertinya konsep ini juga dianut oleh aliran lain seperti Aikido. Semakin terasah rasa kita ketika mengetahui kapan tenaga lawan habis maka semakin sempurna kita berlatih tenaga eusi-kosong ini.
Salah satu syarat untuk melatih ini adalah dengan melatih jurus dengan cara menempel lawan atau bahasa Sundanya adalah ulin napel atau usik. Dengan semakin sering kita usik, akan semakin terlatih rasa kita dalam mengukur dan menyalurkan tenaga lawan dengan menggunakan tenaga isi dan kosong (eusi-kosong).
Hal lain yang perlu dilihat dalam pengaturan tenaga ini adalah kekuatan terbesar dalam tenaga adalah tenaga putaran (circle power). Ini bisa dilihat dalam setiap gerakan Aikido, dimana semua tenaga lawan akan dialirkan sesuai dengan tenaga putaran. Begitu tenaga lawan habis maka tibalah waktunya kita untuk menyerang balik.
Tenaga putaran ini tidaklah cukup dengan hanya memutar badan saja tetapi harus diimbangi dengan kelincahan gerak kaki yang sangat terlatih dalam menyalurkan tenaga lawan. Di dalam silat, teknik seperti ini sudah ada dan sangat familiar dilakukan di kalangan pesilat tradisional seperti terlihat bagaimana silek Sumatra (kumango atau silek tuo) melakukan gerakan putar yang sudah merupakan bagian dan ciri aliran ini. Sedangkan di penca (istilah silat di Sunda) sendiri setiap jurus maen po memiliki metoda untuk melatih langkah yang disebut dengan pancer.
Jadi dalam menyalurkan tenaga lawan, silat tidak kalah dengan beladiri lain bahkan jurusnya lebih kaya dari beladiri lainnya.
Sumber: silatindonesia.com
Oleh: Kiki Rizki Noviandi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar