Senin, 10 Januari 2011

rangkuman bab 3 aep hidayat 10210240 1EA19


KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
A.  Pendekatan kesusastraan
IBD yang dulu mempunyai nama Basic Humanities, yang berasal dari bahasa inggris the humanities. Istiloah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus.untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu the humanities. Pada umumnya the humanities mencangkup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya termasuk sejarah, sastra, cetrita rakyat, dan sebagainya.
IBD adalah salah satu mata kuliah yagn diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dari MKDU. IBD semata-mata sebagai salah satu usaha yang mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya.
B.   Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan prosa
Istilah ini banyak padanannya. Kadang disebut juga narrative fiction, prosa fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemerran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru :
A.     Prosa lama meliputi
1.      Dongeng-dongeng
2.      Hikayat
3.      Sejarah
4.      Epos
5.      Cerita pelipur lara
B.     Prosa baru meliputi
1.      Cerita pendek
2.      Roman/novel
3.      Biografi
4.      Kisah
5.      Otobiografi
C.   Nilai – nilai dalam prosa fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra ( prosa fiksi ) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa mempunya bnilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nila yagn diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1.      Prosa fiksi memberikan ketenangan
2.      Prosa fiksi memberikan informasi
3.      Prosa fiksi memberikan warisan cultural
4.      Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan
D.  Ilmu budaya dasar yang dihubungkan dengan puisi
Puisi termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsure dari kebudayaan. Jadi makna puisi berarti ekpresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, dan tuhan melalui media bahasa yang artistic/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kepuitisan, Keartistikan atau Keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan mengunakan :
1.      Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora,  perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik, dan member kejelasan gambaran angan.
2.      Kata-kata yagn ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.      Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.      Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5.      Pengulangan, yagn berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yagn dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun alasan-alasan yagn mendasari penyajian puisi pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah sebagai berikut :
1.      Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
2.      Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual
3.      Puisi dan keinsyafan social

Secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia social yang bisa berupa :
·         Penderitaan atas ketidak adilan
·         Perjuangan untuk kekuasaan
·         Konflik dengan sesamanya
·         Pemberontakan terhadap hokum tuhan
Puisi-puisi umumnya sarat akan nilai-nilai, estitika dan juga kemanusiaan. Salah satu nilai kemanusian yang banyak mewarnai puisi-puisi adalah cinta kasih ( yang terpaut didalamnya kasih sayang, cinta, kemesraan dan renungan ). Berikut contohnya :
Kami duduk berdua
Dibangku halaman rumah
Pohon jambu dihalaman itu
Berbuah dengan lebatnya
Dan kami senang memandangnya
Angin yang lewat
Memainkan daun yang berguguran
Tiba-tiba ia bertanya :
“mengapa sebuah kancing bajumu lepas terbuka ?”
aku hanya tertawa
Lalu ia semangatkan dengan mesra
Sebuah peniti menutup bajuku
Sementara itu
Aku bersihkan
Guguran bunga jambu
Yang mengotori rambutnya

Dan coba perhatikan kutipan prosa dan ini :
            Menembus waktu
Rasanya aku pergi masih sore, tadinya sudah kurencanakan siang hari tapi ada-ada saja halangannya, pukul 5 baru aku pulang ke rumah. Tapi tak mengapa, kata teman-teman kalo mau berobat lebih baik agak lambat karena kalo sore-sore banyak pasien sehigga kita harus lama sekali menunggu.
Sambil menunggu sholat maghrib, sebelum berangkat ke rumah sakit aku membaca dulu sambil tiduran. Dan aku tertidur entah berapa lama. Tanpa melihat dulu jam ketika bangun, aku langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui dokter yang kata teman-teman hari ini buka praktek di rumah sakit perkebunan.
Aku menolak tawaran haris yang bersedia mengantar aku, ah..terlalu banyak kebaikan yang diberikiannya kepadaku. Entah dengan apa aku membalasnya. Aku belum mengerti akan sikap orang yang satu ini. Padahal tiga tahun lalu aku pernah menyakiti hatinya, menolak cintanya yang tulus. Dan aku memilih satu diantara saingannya.
Tetapi walaupun begitu haris tidak pernah merasa sakit hati malahan ketika aku hendak melangsungkan pernikahan dengan farid ia mau membantu segala macam persiapan. Ketika acara pernikahan itu tidak biasa dilangsungkan karena farid meninggal tabrakan haris selalu menghiburku. Bahkan ketika aku sudah tidak tahan lagi tinggal di kotaku, haris pulalah yang menawarkan jasanya member petunjuk supaya aku pindah saja dari kampung halamanku. Ia mencarikan pekerjaan untukku, dan pindahlah aku berkerja di kota sukaresik ini. Walaupun selama ini ia tidak pernah lagi menyinggung  soal cintanya yang dulu pernah di utarakannya padaku, namun aku mengerti aka isi hatinya. Dan sayangnya sampai sekarang aku hanya menganggap dia sebaagi kakak dan tidak lebih dari itu.
Aku lupa memakai jam tanganku, sehingga aku tidak tahu pukul berapa saat itu. Aku meluncur dengan motorku menembus kegelapan malam. Udara sangat dingin, tapi aku yakin sekali hari masih sore, baru kira-kira pukul setengah tujuh. Tepat sekalia kalo aku datang jam-jam segini, karena kemungkinan pasien sudah tidak begitu banyak.
Pernah sekali aku lewat didepan rumah sakit itu ketika jalan-jalan bersama haris. Rumah sakit itu tidak begitu besar, tapi keadaannya masih baik, walaupun bangunannya sudah sangat begitu tua. Sudah mengalami beberapa perbaikan rupanya, karena menurut cerita haris, rumah sakit itu dibangun sekitar tahun 1900. Dan itu lah sebabnya bangunan rumah sakit itu kelihatan sangat angker ditambah lagi pohon-pohon besar disekelilingnya.
Ketika aku lewat seminggu yang lalu rumah sakit itu sangat terlihat sepi, hanya satu-dua orang yang datang berobat. Tapi entahlah  kalau memang pada hari itu dokternya sedang tidak praktek. Kata ibu sebelah rumahku, dokter rumah sakit itu datang seminggu dua kali. Aku lupa menanyakan siapa nama dokternya. Yang aku tahu, dokter itu praktek pada hari senin dan kamis. Kebetulan hari itu kamis malam jum’at.
Jalanan yang ku lewati sepi sekali, namun aku tidak merasa takut. Kukira rumah sakit juga masih ramai seperti yang diceritakan bu ritno.  Katanya kalau ada praktek pasti pasienya banyak bahkan sering sampai jauh malam.
Aku merasa heran, mengapa masih sore begini, keadaan jalan sunyi sekali. Hanya sebelum masuk kompleks perumahan saja ramai. Disana masih banyak bis-bis malam yang lewat. Dan jalan kecil yang kulalui ini begitu sunyi tidak ada sebuah kendaraanpun yang berpapasan denganku.
Agak meremang bulu kudukku tadi ketika mulai memasuki kompleks perumahan itu, karena dikiri kanan jalan yaitu disela-sela bangunan tua tumbuh pohon-pohon raksasa menjulung tinggi sehingga bulan penuh yang menyinari pohon-pohon membuat bayangn hitam pada rumah-rumah.
Diambil dari novel “Menembus Waktu” Bab 2
Oleh : Yati Sadeli
Bonus majalah kartini no 284
Prosa iini menggambarkan hubungan :
1.      Manusia dan harapan
2.      Manusia dan cinta kasih


Tidak ada komentar:

Posting Komentar